Sabtu, 17 November 2012

Matahari

Entahlah,,
ketika debu di tubuhku tlah berbaur di lautan padang pasir,,
dan sampai saat ini tak satu ontapun enggan berjalan di atasnya,, apalagi matahari...

Bila tak kutemukan wajahmu di musim ini,,
entah ilalang mana yang akan menemani tandusku,,
begitulah,, ku harus mengakuimu...

Hujan di musim sekarang tidak beradu dalam selambu singgasana,,
sementara lagu-lagu cahaya peri telah memenuhi bak mandi,,
kemudian luber basahi tanah bersama buih-buih mimpi yang sering kuciptakan...

Jika harus ku lontarkan kata sederhana saja
"Aku sungguh membenci yang ada ketika aku harus menatapmu lama,, sedang kau tak nyata"

Waktu selendang sutrapun terlalu lama bergelayut disela ranting-ranting kering..
Mencoba menggapai mahkota bunga yang sekian lama tanpa nama...

dan kini ku hanya sanggup berucap "aku yang terdiam di sini tlah mengagumimu sebagai ciptaan-Nya, dan tunggui telunjuk jemariNya menyentuh kalbuku hingga keagungan-Nya sirami padang gersangku"


By : SaM_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar