ZAT SEDATIF DAN SIMULTAN
·
Sedatif
Sedatif adalah obat yang menurunkan ketegangan subjektif dan
menginduksi ketenangan mental. Istilah sedative sesungguhnya adalah sama dengan
istilah “ansiolitik” yaitu obat yang menurunkan kecemasan. Hipnotik adalah obat
yang menurunkan kecemasan. Ketiga zat ini dikelompokkan bersama-sama sebagai
tranquilizer minor.
Perbedaan dari ketiga zat tersebut adalah sedative dan ansiolitik
sebagai obat di siang hari sedangkan hipnotik sebagai obat di malam hari.
Namun, jika sedative dan ansiolitik digunakan dalam dosis tinggi makan dapat
menginduksi tidur seperti hipnotik. Sedangkan apabila hipnotik diberikan dalam
dosis yang terlalu rendah maka obat dapat menginduksi ketenangan seperti
sedative dan ansiolitik.
Yang termasuk kelompok sedatif di antaranya adalah opiat-opium dan
berbagai derivatnya yaitu morfin, heroin, dan kodein dan barbiturate serta
penenang sintesis, seperti sekobarbital (seconal) dan diazepam (valium).
Sedative dapat melambatkan berbagai aktivitas tubuh dan mengurangi responsivitasnya.
Opiat, kelompok sedatif yang menimbulkan rasa sakit dan menyebabkan
tidur, yang paling terkenal adalah opium.
Alkaloid morfin, berhasil dipisahkan dari opium kasar pada 1806,
bubuk pahit tersebut. Morfin disuntikkan langsung ke pembuluh darah para
tentara selama perang yang menderita disentri namun mereka kembali ke rumah
dengan mengalami kecanduan obat tersebut.
Kemudian morfin diubah oleh para ilmuwan menjadi obat lain yang
sangat kuat untuk menghilangkan rasa sakit yaitu heroin. Awalnya digunakan
untuk mengobati kecanduan morfin, kemudian digunakan sebagai pengganti morfin
dalam obat batuk dan berbagai obat lain. Banyak penyakit yang berhasil diobati
oleh heroin ini sehingga disebut GOM, God’s Of Medicine. Namun akhirnya
terbukti bahwa heroin ini mengakibatkan kecanduan yang lebih besar.
Para pengguna heroin dari tahun ke tahun semakin meningkat, padahal
sebelumnya kebanyakan penggunnya adalah orang-orang yang bekerja di rumah
sakit. Dan pada awal tahun 1980an heroin tidak lagi digunakan hanya dengan
menyuntikkannya, melainkan heroin dijual dalam bentuk bubuk yang kemurniannya
kurang dari 5 persen, namun pada tahun 1990an, kemurnian heroin berkisar antara
25 hingga 50 persen dan dijual dalam bentuk seperti permen karet yang sulit
dilarutkan atau diturunkan kadarnya, sehingga sangat memungkinkan pengguna
mengalami overdosis, terutama yang kurang berpengalaman.
Efek psikoligis dan fisiologis
Efek psikologis yang ditimbulkan oleh Opium berupa merfin dan
heroin adalah euforia, rasa kantuk, kerasukan, dan kadang kurangnya koordinasi
dan memiliki efek awal tambahan, suatu rasa hangat yang mendarah. Semua
kekhawatiran dan ketakutan pengguna hilang dan ia memiliki rasa percaya diri
yang besar selama 4 hingga 6 jam ke depan, namun kemudian mengalami kemerosotan
kondisi yang berakhir dengan stupor.
Sedangkan efek fisiologisnya , saat belum menggunakan heroin
reaksinya dapat terjadi dalam delapan jam setelah penyuntikan sebelumnya.
Selama beberapa jam berikutnya individu umumnya mengalami rasa sakit pada otot,
bersin-bersin, berkeringat, berurai air mata dan berulang kali menguap, mirip
influenza dan dalam 36 jam keadaan tersebut akan semakin parah, dapat terjadi
kejatan otot tak terkendali, kram, menggigil, atau wajah memerah dan
berkeringat secara berlebihan, denyut jantung dan tekanan darah meningkat.
Sedangkan orang yang kecanduan tidak dapat tidur, muntah-muntah, dan diare
berlangsung selama 72 jam kemudian berkurang secara bertahap dalam kurun waktu
5 - 10 hari.
Secara ringkas mengenai Opiat dan opioid
Efek perilaku : eforia, mengantuk, anoreksia, penurunan
dorongan seksual, hipoaktivitas, perubahan kepribadian.
Efek fisik : miosis, pruritus, mual, bradikardia,
konstipasi, jejak jarum di lengan, tungkai, bokong
Temuan laboratorium : ditemukan dalam darah sampai 24 jam
setelah dosis terakhir
Terapi : untuk penghentian secara bertahap : methadone
5-10mg tiap jam selama 10 hari, selanjutnya turunkan dosis selama 10 hari;
untuk overdosis : naloxone (Narcan) 0,4 mg IM setiap 20 meniit untuk 3 dosis,
pertahankan jalan nafas; berikan O2 (oksigen) .
·
SIMULTAN
Stimulan, atau
upper, seperti kokain bekerja dalam otak dan system saraf simpatetik untuk
meningkatkan keterjagaan dan aktivitas motorik. Amfetamin seperti benzedrin
adalah stimulant sintesis; kokain adalah stimulan alamiah dari daun koka.
Pada tahun 1990
penggunaan amfetamin meningkat, mereka dibawah tekanan waktu untuk
menyelesaikan pekerjaannya. “melakukan lebih banyak pekerjaan dengan waktu yang
lebih sedikit” mereka menggunakan amfetamin agar tetap terjaga, lebih produktif
dan merasa lebih berenergi bahkan euforik. Banyak para atasan yang mendorong
penggunaanya, bahkan menyediakannya. Meskipun berhasil dalam jangka pendek
namun semakin lama akan timbul perasaan mudah tersinggung yang ekstrim dan
orang yang bersangkutan akan semakin banyak menggunakannya untuk mengatasi
perasaan marahnya.
Penyalahgunaan
amfetamin disebut metamfetamin yang meningkat tajam pada tahun 1990an. Sebanyak
4,7 juta orang di Amerika Serikat pernah mencoba metamfetamin dalam dosis
tertentu (Anglin dkk, 2000)
Secara ringkas mengenai Amfetamin dan simpatometik lain termasuk
kokain
Efek perilaku : terjaga, banyak bicara, euforia,
hiperaktivitas, agresivitas, agitasi, keenderungan paranoid, impotensi halusinasi
lihat dan raba
Efek fisik : midriasis, tremor, halitosis, mulut kering, takikardia,
hipertensi, penurunan berat badan, aritmia, demam, kejang, perforasi septum
hidung (pada kokain)
Temuan laboratorium : ditemukan dalam darah dan urin
Terapi : agitasi : diazepam (valium) IM atau peroral 5-10
mg tiap 3 jam, untuk takiaritmia, propanolol (inderal) 10-20 mg peroral tiap 4
jam; vitamin C 0,5 g 4x sehari peroral dapat meningkatkan ekskresi urin dengan
mengasamkan urin.